Ini adalah kisahku dan anak laki-lakiku yang membuat hidupku berwarna. Aku ingin bercerita tentang dia yang dipandang sebelah mata oleh dunia.
Kuberi nama dia Yuji Arafuru, kami memanggilnya Aru. Bayi laki-lakiku yang sangat kuat meski kami sering menerima banyak rintangan dari awal aku mengandungnya. Dulu, aku sempat hampir kehilangan dia saat 4 bulan dalam kandungan. Melakukan perjalanan jauh dan sedikit kelelahan saat berkunjung ke rumah mertua membuatku sore itu merasa sangat lelah. Saat Maghrib tiba aku merasa ada yang basah di celana dalamku. Kutengok di kamar mandi, ada bercak darah.
Perasaanku mulai curiga, tapi aku diam. Aku beristirahat di kamar, merebahkan diri. Tiba-tiba perutku mengeras dan terasa kaku, aku semakin merasakan basah di celana dalamku. Kutengok lagi, darah semakin banyak bahkan sempat menetes. Karena panik aku langsung berteriak memanggil mama mertua. Hanya ada kami bertiga, aku, mama mertua, dan adik Perempuanku. Kami bertiga panik, tapi aku masih bisa berpikir sedikit. Aku meminta adik perempuanku memesan taksi online segera untuk membawa ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, perutku semakin kaku dan kram. Beruntung segera mendapat perawatan, Aru masih bisa bertahan. Namun ada hal lain yang mengganjal. Ada sebuah tumor seukuran bakso "Bogem" dalam perutku. Di dalam ovarium lebih tepatnya yang bisa saja mengganggu pertumbuhan Aru di dalam rahim.
Hanya bisa dioperasi nanti saat Aru sudah lahir. Artinya aku mengandung seorang bayi dan sebuah tumor besar. Tentu saja rasanya jangan ditanya. Antara takut dan takut banget. Tapi aku bisa melewatinya. Kami bertahan hingga Aru lahir ke dunia.
Dan tentu saja, kelahiran Aru pun penuh drama air mata..
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar