Minggu, 12 Mei 2024

Mimi dan Peri Kecil (Cerpen)

Mimi merasa sedih karena harus berpisah dengan teman-teman sekolahnya. Mimi akan pindah karena harus ikut ayah Mimi yang mendapat pekerjaan di luar kota.

Ayah Mimi mendapat tugas baru untuk meneliti sebuah hutan. Mimi dan orang tuanya tinggal di sebuah rumah di dekat hutan. 

Saat baru sampai di rumah itu, tetangga Mimi berpesan agar mereka tidak keluar rumah atau membuka jendela setelah jam 10 malam.
Karena penasaran, Mimi justru ingin tahu kenapa mereka tidak boleh melakukan hal itu.

Diam-diam saat kedua orang tua Mimi sudah tertidur, Mimi membuka jendelanya saat sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Awalnya Mimi tidak melihat apapun, ia hanya melihat pohon-pohon dan semak-semak di kegelapan. Namun, perlahan ada sebuah cahaya seperti kunang-kunang keluar dari semak-semak lalu terbang ke arahnya.

Cahaya itu semakin dekat membuat Mimi merasa deg-degan. Cahaya itu tiba-tiba berhenti tepat di depan jendela Mimi, lalu ia berubah menjadi peri berukuran kecil.

Mimi sangat terkejut. Dia bertanya kepada peri itu siapa dirinya. Peri kecil itu pun bercerita bahwa dia adalah penghuni hutan itu. 
Setelah berkenalan, peri kecil itu masuk ke dalam kamar Mimi. Mimi merasa senang. Mereka pun menjadi akrab seperti sahabat.

Setiap malam Mimi selalu membuka jendela kamarnya agar peri kecil itu bisa masuk. Orang tua Mimi tidak pernah tahu apa yang dilakukan olehnya.

Suatu malam, ayah Mimi mendengar suara Mimi yang sedang tertawa. Ayah pun mengetuk pintu kamar Mimi untuk menanyakan kenapa Mimi tertawa sendiri. Mimi terpaksa berbohong. Dia mengaku sedangkan membaca buku cerita lucu.

"Mimi, bagaimana kalau kamu gantian main ke rumahku?" Kata si peri kecil

"Tapi aku harus meminta ijin pada ayahku." Jawab Mimi

"Tidak usah, kalau kamu minta izin pasti ayah kamu melarang."

"Baiklah, aku mau main ke rumah kamu peri."

"Besok jam 10 malam aku akan menjemputmu ya Mimi. Ingat, kamu tidak boleh menceritakan pada siapapun."

Mimi menyanggupi permintaan si peri kecil. Esok hari, seperti biasa Mimi sudah bersiap membuka jendela kamarnya. Si peri kecil pun datang menjemputnya. Peri kecil meminta Mimi untuk menutup mata karena dia tidak mau Mimi melihat caranya  membawa Mimi masuk ke dalam rumahnya.

Setelah berhasil membawa Mimi pergi, peri kecil itu memasukkan Mimi ke dalam semak-semak di hutan. 

Saat membuka mata, Mimi sangat terkejut. Ternyata rumah yang dikatakan oleh perin kecil adalah bohong. Dia sekarang berdiri di tengah hutan gelap yang dipenuhi oleh semakin berduri. Mimi memanggil si peri kecil.
"Peri kecil kamu di mana?" Mimi memanggil dengan nada bergetar, ingin menangi

Bukannya peri kecil sahabatnya yang datang, justru ia melihat seorang wanita dengan wajah jahat berbaju hitam tertawa ke arah ya.

"Hahahaha, akhirnya aku menemukan manusia yang akan menemaniku selamanya di hutan ini. Hahaha."

Ternyata wanita itu adalah wujud asli dari peri kecil. Ia menyamar agar bisa membawa Mimi ke dalam dunia sihirnya. Wanita sihir itu menginginkan Mimi tinggal selamanya di dalam hutan.

Mendengar kenyataan itu Mimi menangis, ia meminta dipulangkan kembali ke rumahnya.

Di sisi lain,
Ibu Mimi memiliki firasat terhadap anaknya. Malam itu ia masuk ke dalam kamar Mimi. Betapa kagetnya ibu melihat anaknya tidak ada di dalam kamar dengan keadaan jendela kamar yang terbuka. Ibu segera memanggil ayah untuk mencari Mimi.

Hingga pagi hari Mimi belum juga ditemukan, ayah dan ibu meminta bantuan warga untuk mencari Mimi.

Salah satu warga berkata bahwa Mimi pasti sudah dibawa penghuni hutan itu. Mimi sudah melanggar aturan desa untuk tidak membuka jendela di malam hari karena di waktu malam hutan itu akan membawa siapa saja yang membuka pintu atau jendela kamarnya.

Ibu dan ayah Mimi sangat sedih. Mereka meminta kepada tetua di desa itu untuk membantu membawa Mimi pulang kembali.

Malam harinya beberapa orang dan tetua desa berkumpul di rumah Mimi untuk membantu Mimi pulang. Tetua desa berjalan dengan beberapa peralatannya masuk ke dalam hutan. Di depan sebuah semakin belukar, Tetua berhenti dan mengucapkan mantra. 

Setelah cukup lama berada di depan semakin belukar itu, tubuh Tetua tiba-tiba terpental hingga jatuh di depan rumah Mimi. Namun tak berapa lama terdengar suara Mimi memanggil.

"Ayah...ibu.. huhuhu." Sambil menangis, Mimi berlari kembali ke rumahnya.

Ia segera memeluk ibunya. Tubuhnya dingin dan basah. Mimi merasa sangat ketakutan.

Tetua pun kembali berdiri dan segera membakar semak belukar itu dengan api.

Mimi pulang dengan selamat. Ia menyesal tidak mendengarkan nasihat orang lain dn berbohong pada ayahnya.

Setelah kejadian itu, Mimi tak ingin lagi berbohong. Ayah pun membawa ibu dan Mimi pergi dari desa itu agar kejadian seperti itu tak terulang lagi kepada keluarga mereka.

*** Selesai ***

#cerpenanak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cinta Dalam Secangkir Kopi

Aku hampir tak mengenalinya jika dia memperlihatkan senyuman dengan kerlingan matanya yang khas.  Aku berdiri mematung, saat seorang laki-la...