Teringat, senin itu di tahun 2000 sore hari.
Kaki-kaki kecil menjuntai di sebuah batang pohon jambu biji tak bertuan. Mereka tertawa, menggerogoti buah-buah matang yang tak disentuh orang-orang. Seakan wahana permainan yang menyenangkan, mereka berayun. Salah satunya berdiri berpegangan pada dahan yang lain lalu menekan batang yang ia injak hingga bergerak naik turun. Tak ada takutnya mereka semakin tertawa, malah. Padahal ada satu empang cukup dalam di bawah. Bahkan, daun di batang itu sudah menyentuh permukaan air yang hijau keruh.
Tiba-tiba tawa mereka terhenti. Tiga anak berlari, mengakhiri permainan tadi. Tunggang langgang terbirit-birit. Ternyata seekor ular besar sejak tadi mengamati ketiga pasang kaki-kaki kecil itu. Dia menampakkan diri tepat di sebelah kaki satu anak paling depan sendiri. Kaki-kaki itu berlari kencang, dengan satu buah jambu yang masih mereka pegang.